Efek Gelar Sarjana Pada Gajimu

January 08, 2020

Mutiara

pentingnya kuliah

Kuliah? Apakah perlu? Sebelum kita ngomongin lebih jauh soal perencanaan kuliah, kamu harus ketahui lebih dahulu alasan kenapa kamu wajib mempertimbangkan pendidikan tinggi di bangku kuliah.

Karena sudah ada banyak pekerjaan yang oke dengan penghasilan yang menjanjikan, apa masih perlu gelar kuliah itu? Kalau lihat Mark Zuckerberg, Steve Jobs, Bill Gates, mereka nggak menyelesaikan kuliahnya tapi berhasil menjadi orang sukses. Ditambah lagi pencapaian ibu Susi Pudjiastuti yang bahkan pendidikan sekolahnya tidak selesai. Kalau nggak ada rencana untuk bekerja, apa betul kuliah itu perlu diraih?

Well, mau rencanamu itu untuk memiliki bisnis sendiri, kerjaan yang mentereng, jadi influencer yang diendorse brand-brand keren, atau bahkan nikah sama Sultan, kuliah masih tetap penting nilainya!

Keuntungan dalam segi finansial dari pendidikan tinggi sering diperdebatkan, apalagi dengan semakin banyaknya permintaan untuk pekerja dengan skill yang tinggi. So, apakah gelar level sarjana menghasilkan kenaikkan gaji rata-rata?

Sebuah studi membandingkan pendapatan rata-rata para lulusan sarjana dari berbagai negara dan inilah hasilnya.

Gambaran di Uni Eropa

Menurut data dari Eurostat, rata-rata gaji bagi mereka yang memiliki pendidikan tingkat tinggi (setidaknya D3) di Uni Eropa sekiranya 50% lebih tinggi dibanding mereka yang memiliki pendidikan tingkat menengah, dan jauh lebih besar (hampir 70%) dibanding mereka dengan tingkat pendidikan rendah.

Korelasi dasarnya konsisten dalam beberapa negara, tapi perbedaan gaji yang paling signifikan berdasarkan tingkat pendidikannya ada di Portugal - di mana pendapatan rata-rata per jam pemegang gelar sarjana nya bisa sebesar tiga kali lipat dibanding mereka dengan pendidikan tingkat yang lebih rendah. 

Tren nya juga konstan di seluruh negara Uni Eropa dan EEA, tak peduli dengan GDPnya. Negara Eropa per kapita yang paling kaya, contohnya, yaitu Luxembourg, di mana penduduknya memiliki tingkat pendidikan tinggi memiliki pendapatan sebesar dua kali lipat dibanding tingkat pendidikan rendah. 

Bandingkan ini dengan negara dengan GDP per kapita terendah, Bulgaria, di mana perbedaan gaji antara para pemegang gelar juga sebesar dua kali lipat. 

Sama halnya, di Republik Ceko, Hungaria, dan Polandia, gaji rata-ratanya lebih dari dua kali lipat untuk mereka yang berpendidikan tinggi. 

Ada korelasi yang jelas di antara tingkat pendidikan dengan pendapatan. Secara umum, semakin tinggi tingkat pendidikanmu, semakin besar juga gajimu. 

Gambaran di Inggris

Menyorot ke Inggris secara spesifik, laporan dari Office of National Statistics menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih maju akan menaikkan tingkat gaji sepanjang hidup. 

Walaupun pada usia 21 mereka yang telah mengambil magang mendapatkan gaji yang lebih tinggi dibanding lulusan universitas, hal ini secara cepat berputar setelah para lulusan universitas menghabiskan beberapa tahun di dunia pekerjaan.

Mereka yang telah menyelesaikan program magang memiliki penghasilan yang lebih rendah dibanding lulusan universitas di usia di atas 24 tahun tapi lebih banyak secara rata-rata dibanding mereka yang hanya memiliki pendidikan tingkat A level (diploma SMA di Inggris).

Para lulusan pendidikan standar GCSE atau A level memiliki penghasilan tahunan bersih sebanyak GBP 19.000 di usia 30 (sekitar Rp. 350 juta).

Untuk para lulusan universitas, gaji pertahunnya naik dalam tingkat yang besar sebelum menjadi stagnan di usia 39, dengan rata-rata sebesar GBP 35.000 (sekitar Rp. 650 juta).

Gambaran di Amerika Serikat

Pola yang sama juga muncul di Amerika Serikat. Data dari Current Population Survey 2018 menunjukkan bahwa gaji rata-rata mingguan adalah:

  • Di bawah diploma SMA - $553

  • Lulusan SMA - $730

  • Sarjana (S1) - $862

  • Pascasarjana (S2) - $1.198

  • Doktor (S3) - $1.825

Faktanya, tingkat pendidikan dan prospek pekerjaan terlihat memiliki korelasi di berbagai negara di seluruh dunia. Studi yang dilakukan oleh International Labour Ogranization menemukan bahwa pendidikan tersier di negara berkembang mengarah ke kesempatan lebih tinggi untuk mencapai pekerjaan yang lebih stabil, dan mendapatkan penghasilan lebih. 

Gambaran di negara berkembang lainnya

Studi yang disebutkan sebelumnya, yang mencakup Sub-Sahara dan Afrika Utara, Asia, Eropa Barat, Amerika Selatan, dan Timur Tengah, menunjukkan bahwa rata-rata 83% dari pegawai muda dengan pendidikan tingkat universitas telah memiliki keamanan pekerjaan di 27 negara survei, dibanding dengan 40% dari mereka yang hanya memiliki pendidikan tingkat sekunder.

Ditambah lagi, lulusan universitas juga mengamankan gaji yang lebih besar. Di Nigeria, contohnya, mereka yang lulus dengan pendidikan sekunder memiliki penghasilan rata-rata tiga kali lipat di bawah para lulusan universitas. 

Walaupun demikian, hasilnya konsisten di seluruh negara. Pendidikan tingkat tinggi menawarkan gaji dan kualitas kehidupan yang lebih baik, dimanapun kamu berada dan tinggal.

Kickstart your education in Malaysia

We'll help you find and apply for your dream university

Advertisement
Advertisement

This website uses cookies to ensure you get the best experience. By using this site, you acknowledge that you have read and understand our Cookie Policy , Privacy Statement and Terms & Conditions .

Maximum 6 courses for comparison!

Chat on WhatsApp

Courses selected for comparison