S2: Jalan Pintas Untuk Gaji Yang Lebih Tinggi?

February 05, 2020

Mutiara

alasan untuk ambil s2

Kalau kamu lagi kepikiran untuk lanjut S2 - yang sebenarnya nggak diwajibkan banget buat pekerjaanmu atau aspirasi karirmu ke depannya - kamu harus mempertimbangkan pilihan-pilihan kamu secara hati-hati.

Tentunya iya, gelar pascasarjanamu akan mempertajam beragam skill kamu, membantu kemampuan critical thinking, dan membuatmu lebih berpotensi untuk beberapa pekerjaan di bidangmu. Tapi apa yang sebenarnya dicari? Pastinya potensi kenaikkan gaji, kan?

Hal ini bisa dijawab dengan varian jawaban yang bergantung dengan jurusanmu. Berdasarkan “The Economic Value of College Majors,” sebuah studi dari Georgetown University di 2015, lulusan universitas dengan sarjana S1 memperoleh gaji rerata per tahun sebesar USD 61,000 (Rp. 840 juta) sepanjang karirnya, sementara para lulusan S2 dapat mencapai gaji sebesar USD 78,000 (Rp. 1 milyar) pertahun di Amerika Serikat.

Akan tetapi, besarnya gaji akan bervariasi dan amat tergantung dengan jurusan yang spesifik. Di bawah ini adalah contoh perbandingan gaji per tahun untuk pemegang gelar S1 vs. S2, menurut studi dari Georgetown:

KELOMPOK JURUSAN

SUB-KELOMPOK JURUSAN

MEDIAN GAJI TAHUNAN -
GELAR SARJANA

MEDIAN GAJI TAHUNAN -
GELAR PASCASARJANA

Agrikultur dan Ilmu Hayati 

Ilmu Peternakan 

$49,000

$76,000

Perhutanan

$62,000

$80,000

Ilmu Pangan

$67,000

$77,000

Manajemen Sumber Daya Alam 

$56,000

$71,000

Arsitektur dan Teknik 

Teknik Sipil

$83,000

$101,000

Teknik Elektro

$93,000

$112,000

Teknik Mesin 

$87,000

$107,000

Arsitektur

$67,000

$76,000

Seni

Drama dan Seni Teater

$45,000

$60,000

Visual 

$42,000

$56,000

Film, Video dan Fotografi

$51,000

$60,000

Desain Grafis

$51,000

$63,000

Biologi dan Ilmu Murni 

Biologi

$56,000

$96,000

Zoologi 

$58,000

$104,000

Ilmu Lingkungan

$57,000

$71,000

Mikrobiologi

$62,000

$89,000

Bisnis

Keuangan

$73,000

$101,000

Bisnis

$65,000

$89,000

Administrasi Bisnis

$62,000

$81,000

Pemasaran (Marketing)

$63,000

$81,000

Komunikasi

Jurnalisme

$56,000

$71,000

Komunikasi dan Media Massa

$54,000

$67,000

Periklanan dan Hubungan Masyarakat

$54,000

$65,000

Komputer, Statistik, dan Matematika 

Ilmu Komputer

$83,000

$100,000

Matematika Terapan 

$83,000

$106,000

Statistik 

$78,000

$100,000

Komputer dan Sistem Informasi 

$69,000

$85,000

Pendidikan

Pendidikan Usia Dini

$39,000

$53,000

Pendidikan SD

$43,000

$57,000

Pendidikan SMA

$48,000

$64,000

Pendidikan Berkebutuhan Khusus 

$45,000

$61,000

Kesehatan

Keperawatan

$66,000

$88,000

Farmasi 

$110,000

$115,000

Kesehatan 

$55,000

$80,000

Profesi Terapi 

$65,000

$73,000

Humaniora

Sejarah

$54,000

$80,000

Filosofi dan Ilmu Agama

$51,000

$68,000

Bahasa Inggris dan Sastra

$53,000

$68,000

Hukum dan Administrasi Publik

Hukum 

$51,000

$78,000

Kebijakan Masyarakat

$65,000

$92,000

Peradilan Pidana

$54,000

$70,000

Administrasi Publik 

$62,000

$75,000

Psikologi 

Psikologi

$49,000

$65,000

Layanan Masyarakat 

$41,000

$54,000

Psikologi Industri dan Organisasi

$65,000

$79,000

Ilmu Sosial

Ilmu Politik dan Pemerintahan

$64,000

$96,000

Ekonomi

$76,000

$109,000

Kriminologi

$54,000

$71,000

Sosiologi

$51,000

$65,000

Untuk meneliti lebih dalam lagi akan perbedaan gaji, GoodCall juga telah berbicara dengan beberapa expert di bidangnya.

“Kita berada dalam dunia yang teknis, di mana kegunaan teknologi selalu meningkat,” menurut Brian Braudis, executive coach dan founder dan president dari Braudis Group Consultant yang juga penulis buku “The Complete Leader Audiobook Leadership Development Program.” Menurutnya, gelar pascasarjana di bidang di mana siswanya harus belajar kemampuan teknis, seperti bidang teknik, ilmu komputer, dan keuangan, adalah pilihan yang tepat untuk menjamin gaji yang lebih baik.

Bahkan faktanya, ada banyak alasan kenapa gelar pascasarjana di teknik mesin akan memberi nilai yang lebih banyak, menurut Bill Predebon, seorang Profesor dari Department of Mechanical Engineering di Michigan Technological University.

Salah satu alasannya yaitu keluasan dan kedayagunaan dari jurusannya. “Maksud keluasan di sini adalah alumni akan dapat bekerja di profesi yang mewajibkan panas dan energi (seperti fluid mechanics, thermodynamics, heat transfer), dan profesi yang mewajibkan desain mesin dengan atau tanpa pergerakkan (seperti dynamics, ketahanan material, vibrations, desain mesin, kinematics, computer aided design, finite elements and controls).”

Predebon juga mengatakan bahwa salah satu alasan lainnya adalah “pertumbuhan dan permintaan akan energi dalam bentuk lainnya untuk termasuk dalam energi alternatif, seperti angin, biomass, solar, dan penyimpanan energi, dan juga keterusan akan keperluan dalam bidang bahan bakar fosil.” Di luar dari bidang desain dan energi, teknik mesin dengan kemampuan yang lebih akan perlu mendesain dan membangun kendaraan bermotor elektronik, mesin elektrik, dan lain-lainnya. 

Gelar pascasarjana dalam MBA (Magister Administrasi Bisnis) juga salah satu gelar pascasarjana yang populer. Dr. Jeff Kudisch, seorang profesor dari School of Business di University of Maryland dan Managing Director di Office of Career Services membagikan beberapa alasan mengapa lulusan dengan gelar MBA mungkin memperoleh gaji yang lebih banyak dibanding mereka yang hanya dengan gelar sarjana:

“Kita membangun area strategis di level MBA. Ada ketegasan yang diperkuat pada analisa pada tingkat fungsional.”

Menurutnya, mahasiswa tidak hanya mempelajari mata kuliah di bidang akuntansi atau keuangan di kelasnya, tapi mereka juga memahami kecocokkan dalam situasi seperti akuisisi atau merger, atau membangun bisnis baru. 

Di tingkat MBA, siswa akan diajarkan untuk mengaitkan keuangan, strategi, manajemen pasok dan lainnya. Dr. Kudisch menjelaskan bahwa dunia telah menjadi lebih kompleks, memaksakan perusahaan-perusahaan untuk menjadi lebih kompleks juga. 

“Siswa MBA belajar bagaimana cara menavigasi organisasi-organisasi kompleks ini dengan cara yang tidak dipelajari pada tingkat S1. Google dan perusahaan lainnya akan merekrut kandidat dengan MBA karena mereka memfokus akan kemampuan menganalisa,” ujar Kudisch. 

Menurutnya, mahasiswa juga akan belajar skill sosial dan mengatur emosi di tingkat pascasarjana, seperti cara memberi coaching dan nasihat ke rekan kerja sebaya, memimpin sebuah tim, dan menarik dan mempengaruhi orang lain. 

Tapi, Dr. Kudisch memberi amaran bahwa memiliki gelar pascasarjana tidak otomatis akan membawamu ke pertambahan gaji. 

“Saya tidak dapat memberi penekanan yang lebih bahwa memiliki pengalaman juga akan memberi banyak dampak. Bahkan setelah anda mendapat MBA, gaji anda mungkin tidak akan bertambah lebih banyak dibanding apa yang anda sangka kecuali anda memiliki beberapa tahun pengalaman.”

Kickstart your education in Malaysia

We'll help you find and apply for your dream university

Advertisement
Advertisement

This website uses cookies to ensure you get the best experience. By using this site, you acknowledge that you have read and understand our Cookie Policy , Privacy Statement and Terms & Conditions .

Maximum 6 courses for comparison!

Chat on WhatsApp

Courses selected for comparison